Investor Semakin Percaya Kepada Indonesia

Realisasi Investasi Indonesia Kuartal II/2025 Tembus Rp477,7 Triliun meskipun dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian geopolitik global.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani melaporkan realisasi investasi pada kuartal I/2025 mencapai Rp 465,2 triliun di Kantor Presiden, BISNIS/Akbar Evandio.

intuisi.net – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi Indonesia pada kuartal II/2025 (April–Juni) mencapai Rp477,7 triliun, tumbuh 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) sebesar Rp428,4 triliun. Capaian ini menunjukkan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap iklim investasi di Indonesia, meskipun dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian geopolitik global.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7/2025), memaparkan bahwa investasi di luar Pulau Jawa sedikit lebih tinggi dibandingkan Pulau Jawa, masing-masing sebesar Rp240,2 triliun (50,3%) dan Rp237,5 triliun (49,7%). “Dulu investasi banyak terkonsentrasi di Jawa, tetapi kini distribusinya semakin merata ke seluruh wilayah. Ini mendorong pertumbuhan ekonomi baru dan penciptaan lapangan kerja yang lebih menyebar,” ujar Rosan.

Dari total realisasi investasi, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan kon

tribusi Rp275,5 triliun (57,7%), sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp202,2 triliun (42,3%). Meskipun PMA mengalami penurunan sebesar 6,9% dibandingkan kuartal II/2024 (Rp217,3 triliun) akibat ketidakpastian geopolitik, Rosan menegaskan bahwa peran investor domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan investasi. “Kami terus mendorong investor dalam negeri untuk berinvestasi, sekaligus memperkuat promosi peluang investasi di luar negeri,” tambahnya.

Sektor dan Wilayah Penyumbang InvestasiLima subsektor utama penyumbang investasi pada kuartal II/2025 adalah:

Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (Rp67,1 triliun),

Pertambangan (Rp53,6 triliun),

Jasa Lainnya (Rp44,8 triliun),

Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp44,2 triliun),

Perdagangan dan Reparasi (Rp40 triliun).

Sektor hilirisasi sumber daya alam tetap menjadi pilar utama, dengan realisasi investasi sebesar Rp144,5 triliun (30,2%), tumbuh 36,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar berasal dari sektor mineral, khususnya nikel (Rp46,3 triliun), tembaga (Rp22,3 triliun), dan bauksit (Rp14,8 triliun).

Secara regional, Jawa Barat menjadi provinsi dengan realisasi investasi tertinggi, mencapai Rp72,5 triliun (15,2%), diikuti oleh Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Maluku Utara, dan Banten.

Investasi di Batam: Magnet Investasi di Kepulauan Riau

Kota Batam, sebagai bagian dari Provinsi Kepulauan Riau, terus menunjukkan peran strategis sebagai salah satu pusat investasi di Indonesia. Berdasarkan data BKPM, Batam menjadi salah satu destinasi utama investasi di luar Pulau Jawa, terutama di sektor industri manufaktur, logistik, dan perdagangan. Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Batam Industrial Development Authority (BIDA) menjadikan Batam magnet bagi investor asing dan domestik, dengan fasilitas seperti kemudahan perizinan dan insentif fiskal.

Pada kuartal II/2025, investasi di Batam terutama didorong oleh sektor industri elektronik,  galangan kapal, dan logistik maritim, sejalan dengan posisinya sebagai hub perdagangan internasional yang strategis di dekat Singapura. Singapura sendiri tetap menjadi negara asal PMA terbesar di Indonesia dengan investasi USD4,2 miliar (33,3%), diikuti oleh Hong Kong (USD2,3 miliar), Tiongkok (USD1,8 miliar), Amerika Serikat (USD0,8 miliar), dan Malaysia (USD0,7 miliar). Banyak dari investasi ini mengalir ke Batam karena infrastruktur yang mendukung dan konektivitas globalnya.

“Batam terus menunjukkan daya tariknya sebagai pusat investasi, terutama untuk industri berorientasi ekspor. Kami optimistis Batam akan terus berkontribusi besar dalam pemerataan investasi di luar Jawa,” kata Rosan.

Dampak pada Tenaga KerjaCapaian investasi kuartal II/2025 juga berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja, dengan 665.764 orang terserap, naik signifikan dari 594.104 orang pada kuartal I/2025. Peningkatan ini mencerminkan kontribusi investasi terhadap penciptaan lapangan kerja, khususnya di wilayah luar Jawa, termasuk Batam, yang menjadi pusat tenaga kerja di sektor manufaktur dan logistik.

Outlook dan Target Investasi 2025Realisasi investasi kuartal II/2025 mencapai 25,1% dari target tahunan sebesar Rp1.905,6 triliun, menunjukkan tren positif menuju pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional 5,3%. Rosan menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong reformasi struktural dan promosi investasi untuk menjaga momentum ini. “Dengan fondasi yang kuat dan strategi yang tepat, kami yakin Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang menarik di tengah tantangan global,” pungkasnya.

Tentang BKPM

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM bertugas mengoordinasikan dan memfasilitasi penanaman modal di Indonesia melalui sistem pelayanan terpadu. Data realisasi investasi bersumber dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang disampaikan pelaku usaha melalui Online Single Submission (OSS), memastikan transparansi dan pengawasan investasi secara berkala.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *