Batam, intuisi.net – Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau terus memperkuat posisinya sebagai pusat investasi unggulan di Indonesia, dengan fokus pada pengembangan industri manufaktur berkelanjutan dan pariwisata regional. Hal ini menjadi sorotan utama dalam Batam Investment Forum 2025, yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam, didukung oleh Bank Mandiri, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, dan Apindo Batam.
Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani, dalam paparannya menekankan keunggulan Batam yang tidak bergantung pada sumber daya alam terbatas seperti pertambangan, melainkan pada sektor manufaktur yang lebih berkelanjutan. “Batam memiliki fondasi kuat dengan industri manufaktur sebagai tulang punggung ekonominya. Berbeda dengan wilayah seperti Sulawesi atau Maluku Utara yang bertumpu pada tambang, Batam menawarkan model pertumbuhan yang lebih tahan lama,” ujar Dendi, Kamis (17/7/2025).
Keunggulan geografis Batam di jalur perdagangan utama Asia Tenggara menjadi daya tarik utama bagi investor. Dibandingkan dengan kawasan industri regional seperti Johor, Malaysia, Batam menawarkan biaya tenaga kerja dan sewa lahan yang lebih kompetitif. “Upah minimum di Batam masih lebih rendah dibandingkan Johor, ditambah dengan ketersediaan tenaga kerja yang melimpah, terutama lulusan SMA dan perguruan tinggi,” tambahnya.Dendi juga menyoroti peluang relokasi industri dari Tiongkok ke Asia Tenggara akibat tensi geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. “Vietnam, Malaysia, dan Thailand sudah bersaing ketat untuk menarik investasi. Batam memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari relokasi ini, asalkan mampu mengatasi tantangan seperti legalitas lahan dan peningkatan kualitas layanan,” jelasnya.
Tanggapan Akademisi: Potensi Ekonomi Digital dan Vokasi
Menanggapi potensi Batam sebagai destinasi investasi, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), Sastra Tamami, menambahkan bahwa pengembangan ekosistem ekonomi digital menjadi kunci untuk memperkuat daya saing Batam. “Batam tidak hanya harus fokus pada manufaktur, tetapi juga mengintegrasikan teknologi digital dalam rantai pasok industri. Pelatihan vokasi berbasis teknologi, seperti analisis data dan otomatisasi, akan meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal dan menarik lebih banyak investor,” ujar Sastra. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri untuk menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar global.
Sastra menambahkan bahwa sektor pariwisata Batam dapat memanfaatkan teknologi digital untuk promosi dan pengembangan destinasi wisata. “Pemanfaatan platform digital untuk memasarkan pariwisata Batam ke wisatawan regional, seperti dari Singapura dan Malaysia, dapat meningkatkan kunjungan wisatawan secara signifikan,” katanya.
Peluang Pariwisata dan Tantangan Infrastruktur
Dari sisi pariwisata, Dendi Ramdani menyebut Batam memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata regional. Meski jumlah kunjungan wisatawan mancanegara belum kembali ke angka 2 juta per tahun seperti pada 2019 sebelum pandemi, Batam tetap menjadi magnet bagi wisatawan dari Singapura dan Malaysia. “Pergerakan wisatawan regional sangat tinggi. Dengan strategi yang tepat, Batam bisa meniru kesuksesan Thailand dan Malaysia dalam menarik turis dari negara tetangga,” ungkap Dendi.
Bank Mandiri mendorong pengembangan ekosistem investasi yang terintegrasi, meliputi peningkatan infrastruktur, kepastian hukum, dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja.
“Integrasi dengan pasar global dan penyelesaian tantangan seperti legalitas lahan akan memperkuat posisi Batam sebagai destinasi investasi unggulan,” tambah Dendi.
Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menegaskan komitmen untuk mempercepat penyelesaian permasalahan legalitas lahan dan meningkatkan kemudahan berusaha. “Kami terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan dukungan dua beleid terbaru yang melimpahkan 16 perizinan pusat ke BP Batam. Ini akan mempercepat proses investasi dan meningkatkan daya saing Batam,” ujar Amsakar.
Batam Investment Forum 2025 menjadi wadah bagi pelaku usaha, pemerintah, dan pemangku kepentingan untuk berdiskusi mengenai strategi menjaga daya saing Batam di tengah tekanan global. Acara ini dihadiri oleh ratusan pelaku industri, investor, dan perwakilan pemerintah, yang bersama-sama merumuskan langkah strategis untuk memaksimalkan potensi ekonomi Batam.
Tentang Batam Investment Forum 2025
Batam Investment Forum 2025 diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia bersama BP Bat procrastam, dengan dukungan Bank Mandiri, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, dan Apindo Batam. Forum ini bertujuan untuk mempromosikan potensi investasi di Batam, memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah, serta merumuskan strategi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.