USTAZ YAHYA WALONI BERPULANG

Meninggalkan Jejak Tauhid di hati Umat

Makassar, intuis.net – Laksana bintang yang meredup di tengah siang, Ustaz Dr. H. M. Yahya Yopie Waloni, S.Th., M.Th., berpulang ke rahmatullah saat menunaikan tugas mulia sebagai khatib Jumat di Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (6/6/2025) sekitar pukul 12.30 WITA. Di usia 55 tahun, sang pendakwah yang dikenal vokal ini menghembuskan nafas terakhir di mimbar suci, di hari penuh berkah menjelang Idul Adha 1446 H, meninggalkan duka mendalam bagi umat.

Bak petir di siang bolong, Ustaz Yahya, yang bagaikan lentera menyala dalam dakwah ketauhidan, tiba-tiba terduduk di mimbar saat menyampaikan khutbah kedua. Dengan suara yang semula menggelegar laksana ombak menghantam karang, ia menyuarakan pesan tauhid yang menggetarkan hati jemaah. Namun, saat khutbah kedua, suaranya mereda seperti angin yang mereda sebelum badai, hingga akhirnya ia ambruk, seolah dipanggil Sang Pencipta dalam pelukan rahmat-Nya. Jemaah segera berlari bagai air bah, membawa Ustaz Yahya ke Rumah Sakit Bahagia, hanya 100 meter dari masjid, namun takdir telah berkata lain—nyawanya tak tertolong.

Menurut Ketua Masjid Darul Falah, Syahruddin Usman, Ustaz Yahya tampil penuh semangat di khutbah pertama, menyampaikan pesan tauhid yang kokoh seperti gunung. “Tidak ada tanda-tanda fatal sebelumnya. Suaranya lantang, hanya agak melemah di khutbah kedua,” ujar Syahruddin, seraya menegaskan bahwa Ustaz Yahya sendiri meminta kesempatan mengisi khutbah di masjid tersebut setelah sebelumnya menyampaikan khutbah Idul Adha di Jalan Rajawali, Makassar.

Yahya Waloni, lahir di Minahasa, Manado, pada 30 November 1970, bagaikan pohon yang berpindah akar dari keyakinan Kristen ke pelukan Islam pada 11 Oktober 2006. Dulunya seorang pendeta dan Rektor Sekolah Tinggi Theologia Calvinis Ebenhaezer Sorong (1997–2004), ia menemukan cahaya hidayah dan menjadi pendakwah yang bersuara lantang, meski kerap diwarnai kontroversi. Perjalanan spiritualnya ibarat sungai yang mengalir deras, membelah batu-batu keraguan, dan menyirami hati umat dengan pesan-pesan dakwahnya.

Jenazah Ustaz Yahya kini masih bersemayam di Masjid Darul Falah, menanti keputusan keluarga untuk diterbangkan ke Jakarta. Kabar wafatnya bagai angin yang membawa duka, menyebar cepat melalui grup WhatsApp dan media sosial, dengan banyak warganet mendoakan husnul khotimah untuk sang ustaz yang berpulang di hari Jumat, di rumah Allah, dan di momen sakral Idul Adha. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Meninggal di hari Jumat, di mimbar masjid, sungguh kematian yang dirindukan umat,” tulis seorang pengguna di X.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Ustaz Yahya Waloni diterima di sisi Allah SWT dengan rahmat dan maghfirah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

 

 

 

 

 

 

 

Writer: IndEditor: Hrp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *