PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO HADIRI KTT BRICS

KTT 2025 DI BRASIL: PERKUAT POSISI INDONESIA DAN DORONG KERJA SAMA GLOBAL

Presiden Prabowo dalam pernyataan pers bersama Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada Rabu, 9 Juli 2025 di Istana Planalto, Brasilia

Rio de Janeiro, intuisi.net – Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, melakukan kunjungan bersejarah ke Brasil untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro pada 6-7 Juli 2025, sekaligus melanjutkan agenda kenegaraan di Brasília pada 7-9 Juli 2025. Kunjungan ini menandai debut Indonesia sebagai anggota penuh BRICS, sebuah aliansi ekonomi dan geopolitik yang kini terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, serta anggota baru seperti Indonesia, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Kehadiran Presiden Prabowo tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di panggung global, tetapi juga menghasilkan sejumlah capaian strategis yang berdampak signifikan bagi pembangunan nasional dan hubungan bilateral dengan Brasil.

Debut Indonesia di KTT BRICS 2025: Memperjuangkan Visi Global South

KTT BRICS 2025 menjadi panggung perdana Indonesia sebagai anggota penuh setelah resmi bergabung pada 1 Januari 2025, sebuah keputusan strategis yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo untuk menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam tata kelola global. Dalam pidato utamanya di sesi pleno KTT, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk memperjuangkan perdamaian, keamanan global, dan reformasi tata kelola dunia yang lebih adil dan inklusif. Ia memposisikan Indonesia sebagai “pembuat jembatan” yang mampu memediasi kepentingan negara-negara maju dan berkembang.

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyambut kehadiran Prabowo dengan pujian, menyebut Indonesia sebagai “kekuatan baru yang memperkaya BRICS dengan perspektif unik dari Asia Tenggara.” Prabowo memanfaatkan forum ini untuk mengusulkan South-South Economic Compact, sebuah inisiatif untuk memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara Global South melalui akses pasar yang lebih luas, integrasi rantai pasok global, dan pengurangan ketergantungan pada sistem ekonomi yang didominasi negara-negara Barat. Ia juga mendorong peningkatan peran New Development Bank (NDB) BRICS sebagai alternatif pembiayaan proyek-proyek strategis, seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), infrastruktur energi terbarukan, dan konektivitas maritim.

Prabowo menekankan pentingnya BRICS sebagai platform untuk menyerap produk-produk unggulan Indonesia, seperti komoditas pertanian, hasil laut, dan produk industri, di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat konflik geopolitik dan perlambatan perdagangan dunia. Dalam sesi tertutup, ia mengadvokasi penguatan kerja sama di bidang teknologi, energi bersih, dan ketahanan pangan, yang selaras dengan prioritas nasional Indonesia.

Kunjungan Kenegaraan ke Brasília: Mempererat Kemitraan Strategis Indonesia-Brasil

Selepas KTT, Presiden Prabowo melanjutkan agenda kenegaraan di Brasília, bertemu Presiden Lula untuk membahas penguatan kemitraan strategis bilateral. Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan penting, termasuk percepatan negosiasi Indonesia-MERCOSUR Comprehensive Economic Partnership Agreement (IM-CEPA), yang diharapkan meningkatkan volume perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara anggota MERCOSUR (Brasil, Argentina, Paraguay, Uruguay). Data perdagangan bilateral Indonesia-Brasil pada 2024 mencapai USD 5,2 miliar, dengan potensi peningkatan signifikan melalui kerja sama ini.

Fokus Kerja Sama

Energi Bersih dan Transisi Energi: Prabowo mengapresiasi keberhasilan Brasil dalam pengembangan biofuel dan energi terbarukan, yang telah mencapai lebih dari 45% dari total bauran energi nasional Brasil. Ia menyatakan ambisi Indonesia untuk mencapai 100% energi terbarukan dalam 10 tahun, jauh lebih cepat dari target awal 2040.

Indonesia akan mengirim tim teknis ke Brasil untuk mempelajari teknologi produksi bioetanol dan pengelolaan energi terbarukan, yang akan mendukung program nasional seperti pengembangan B100 (biodiesel 100%) dan pembangkit listrik tenaga surya di IKN.

Kedua negara juga menjajaki investasi bersama dalam proyek energi hijau, termasuk pembangunan fasilitas penyimpanan karbon dan hidrogen hijau.

Ketahanan Pangan dan Inspirasi Program Makan Bergizi Gratis:

Prabowo menyoroti model pertanian terintegrasi Brasil sebagai inspirasi utama bagi program unggulan pemerintahannya, yaitu makan bergizi gratis untuk 82,9 juta penerima manfaat per Desember 2025. Brasil, sebagai salah satu eksportir pangan terbesar dunia, memiliki sistem pertanian modern yang mengintegrasikan teknologi dan keberlanjutan.

Indonesia berencana mengadopsi praktik terbaik Brasil dalam pengelolaan lahan pertanian, irigasi cerdas, dan pengembangan varietas tanaman unggul untuk mendukung swasembada pangan nasional.

Dalam diskusi dengan Menteri Pertanian Brasil, kedua pihak sepakat untuk menjalin kemitraan dalam pelatihan petani dan pertukaran teknologi pertanian.

Pertahanan dan Transfer Teknologi:

Prabowo, dengan latar belakangnya sebagai mantan Menteri Pertahanan, mendorong kerja sama di sektor pertahanan, termasuk pengembangan bersama sistem rudal, kapal selam, dan teknologi satelit. Brasil, yang memiliki industri pertahanan maju seperti Embraer, menawarkan peluang untuk transfer teknologi.

Indonesia dan Brasil juga akan meningkatkan pelatihan personel militer, dengan fokus pada operasi maritim dan keamanan siber, untuk memperkuat kapabilitas pertahanan kedua negara.

Indonesia-Brazil Business Forum:

Sebagai bagian dari agenda sebelumnya pada 17 November 2024 di Rio de Janeiro, Prabowo menghadiri Indonesia-Brazil Business Forum, yang mempertemukan lebih dari 200 pelaku usaha dari kedua negara. Forum ini menghasilkan komitmen investasi awal di sektor energi, kemaritiman, dan manufaktur, dengan nilai potensial mencapai USD 500 juta dalam dua tahun ke depan.

Prabowo mempromosikan produk unggulan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan tekstil, untuk menembus pasar Amerika Latin melalui Brasil sebagai pintu gerbang.

Dampak bagi Indonesia

Kunjungan Presiden Prabowo ke Brasil dan partisipasi di KTT BRICS 2025 membawa dampak strategis bagi Indonesia, meliputi:

Peningkatan Posisi Geopolitik:

Keanggotaan penuh di BRICS menempatkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama di Global South, memberikan suara yang lebih kuat dalam isu-isu global seperti reformasi Dewan Keamanan PBB dan mitigasi perubahan iklim. Peran Indonesia sebagai mediator dalam BRICS memperkuat citra diplomasi aktif yang damai dan netral.

Peluang Ekonomi dan Perdagangan:

Kerja sama dengan BRICS dan Brasil membuka peluang ekspor baru untuk produk Indonesia, mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Kemitraan dengan MERCOSUR melalui IM-CEPA berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia hingga 20% ke kawasan Amerika Latin dalam lima tahun ke depan.

Akses ke pembiayaan NDB BRICS akan mendukung proyek-proyek strategis nasional, seperti pembangunan IKN, pelabuhan, dan infrastruktur energi.

Kemajuan Teknologi dan Pembangunan Berkelanjutan:

Transfer teknologi dari Brasil di bidang energi bersih dan pertanian akan mempercepat pencapaian target Net Zero Emission dan swasembada pangan Indonesia.

Program makan bergizi gratis akan mendapatkan manfaat dari pengalaman Brasil, meningkatkan efisiensi distribusi pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Penguatan Kapabilitas Pertahanan:

Kemitraan pertahanan dengan Brasil akan meningkatkan kemampuan militer Indonesia, khususnya dalam teknologi maritim dan udara, yang krusial untuk menjaga kedaulatan di wilayah kepulauan.

Pernyataan Presiden Prabowo Dalam konferensi pers di Brasília, Presiden Prabowo menyatakan, “Kehadiran Indonesia di BRICS dan kemitraan strategis dengan Brasil adalah tonggak penting menuju Indonesia Emas 2045. Kami tidak hanya memperjuangkan kepentingan nasional, tetapi juga solidaritas Global South untuk dunia yang lebih adil dan sejahtera. Kerja sama dengan Brasil akan membawa manfaat nyata bagi rakyat Indonesia, dari ketahanan pangan hingga energi masa depan.”

Langkah ke Depan

Pemerintah Indonesia akan segera membentuk tim lintas kementerian untuk menindaklanjuti hasil kunjungan ini, termasuk pengiriman delegasi teknis ke Brasil dan percepatan negosiasi IM-CEPA. Presiden Prabowo juga mengundang Presiden Lula untuk berkunjung ke Indonesia pada 2026, sebagai bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Brasil.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *