Kuantan Singingi, intuisi.net – Festival Pacu Jalur, tradisi lomba dayung perahu legendaris dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, siap memukau dunia menjelang puncak acara pada 20-24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Dengan viralnya aksi penari cilik seperti Rayyan Arkan Dikha, tradisi ini menjadi fenomena global yang memadukan olahraga, seni, dan spiritualitas.
Sejarah dan Makna Budaya
Pacu Jalur lahir sejak abad ke-17 sebagai alat transportasi sungai masyarakat Rantau Kuantan, mengangkut hasil panen seperti tebu. Perahu dihias ukiran naga dan payung, mencerminkan status sosial bangsawan. Tradisi balap bermula dari perayaan Maulid Nabi dan Idul Fitri, diadopsi Belanda pada 1890 untuk ulang tahun Ratu Wilhelmina, lalu berkembang jadi simbol Hari Kemerdekaan Indonesia.
Event dan Daya Tarik
Festival 2025 akan mempertontonkan 200+ tim dengan perahu 25-40 meter, didayung 50-60 orang, ditambah tukang tari cilik viral “Aura Farming.” Atraksi ini menarik jutaan penonton di TikTok dan perhatian klub seperti PSG dan AC Milan. Ada pawai budaya dan ritual adat, menjadikan Tepian Narosa magnet wisata.
Capaian dan Pengakuan
Diakui Warisan Budaya Takbenda Nasional sejak 2014, dipilih Google Doodle 2022, dan masuk Kalender Event Nasional 2025, festival ini menarik 1,3 juta pengunjung pada 2023 dengan proyeksi pendapatan miliaran rupiah tahun ini.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah Riau, Kuansing, dan Kemenparekraf berkomitmen melindungi Pacu Jalur dari klaim asing, dengan pengajuan UNESCO dan dukungan infrastruktur. Gubernur Abdul Wahid dan PT RAPP turut memperkuat promosi dan ekonomi lokal.