intuisi.net – Insiden kecelakaan pesawat Air India Flight 171 pada 12 Juni 2025 di Ahmedabad, India, menjadi salah satu tragedi penerbangan terburuk dalam dekade ini, menewaskan ratusan jiwa dan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban serta komunitas internasional. Berikut adalah analisis mendalam berdasarkan laporan dari sumber terpercaya seperti Reuters, BBC, CNN, dan postingan di platform X.
Latar Belakang dan Detail Kecelakaan
Kecelakaan terjadi pada pukul 13:39 waktu lokal (08:09 GMT), ketika pesawat Boeing 787-8 Dreamliner, yang pertama kali terbang pada 2013 dan diserahkan ke Air India pada Januari 2014, lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel menuju Bandara Gatwick, London. Pesawat ini membawa 242 orang, terdiri dari 230 penumpang (217 dewasa, 11 anak-anak, 2 bayi) dan 12 awak kabin, dengan komposisi warga negara sebagai berikut: 169 India, 53 Inggris, 7 Portugal, dan 1 Kanada.
Pesawat jatuh kurang dari satu menit setelah lepas landas, dengan ketinggian sekitar 625 kaki dan kecepatan 174 knot, menurut laporan di X. Laporan awal menyebutkan adanya panggilan mayday dengan laporan kegagalan mesin, meskipun ada spekulasi di X tentang kemungkinan kesalahan pilot, seperti lupa menurunkan flap, menyebabkan kekurangan daya angkat dan stall. Namun, penyebab pasti masih dalam penyelidikan, dan informasi ini belum dikonfirmasi resmi.
Pesawat menabrak asrama kedokteran di BJ Medical College and Hospital, tepat saat jam makan siang, menyebabkan kerusakan besar. Video yang diverifikasi, seperti yang disebutkan di X, menunjukkan pesawat menabrak bangunan dengan ekor menonjol dari puing-puing, diiringi asap tebal dan api. Insiden ini menewaskan setidaknya 290 orang, termasuk penumpang, anak-anak, warga lokal, dan mahasiswa kedokteran, dengan 204 jenazah telah dievakuasi. CNN melaporkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat, dengan 50-60 mahasiswa dirawat di rumah sakit, 4-5 hilang, 2-3 di ICU, dan 3 mahasiswa tewas dengan 30 lainnya luka-luka.
Detail Satu-satunya Selamat
Satu-satunya selamat adalah Vishwashkumar Ramesh, warga negara Inggris yang duduk di kursi 11A, baris pintu darurat. Ramesh, yang dikonfirmasi oleh BBC dan CNN, mengalami luka di wajah dan dicat dengan darah, tetapi dilaporkan dalam kondisi stabil dan sedang dirawat di rumah sakit. Postingan di X menunjukkan video Ramesh berjalan menuju ambulans dengan asap di latar belakang. Keluarganya, termasuk sepupu Ajay Valgi dari Leicester dan saudara Nayan Kumar Ramesh, menyampaikan kabar bahwa Ramesh menelepon mengatakan dia “baik-baik saja” meskipun syok, tetapi nasib saudaranya masih belum diketahui, menyebabkan duka mendalam.
Reaksi Internasional dan Penyelidikan
Reaksi internasional segera mengalir. Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut insiden ini “menghancurkan hati di luar kata-kata,” sementara Raja Charles III dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan terkejut dan berdoa untuk keluarga korban. Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney juga menyampaikan dukungan, dengan Carney menyoroti satu warga Kanada di pesawat. Pemerintah Inggris, melalui Menteri Luar Negeri David Lammy, menyiapkan tim krisis dan memberikan nomor kontak 0207 008 5000 untuk warga negara Inggris yang terkena dampak.
Penyelidikan dipimpin oleh Aircraft Accident Investigation Bureau India, dengan bantuan dari National Transportation Safety Board (NTSB) AS dan Air Accidents Investigation Branch (AAIB) Inggris, seperti yang dilaporkan CNN. Boeing, produsen pesawat, melalui CEO Kelly Ortberg, berbicara dengan Ketua Air India N. Chandrasekaran dan menyatakan siap mendukung penyelidikan. Ini menjadi kecelakaan fatal pertama bagi Boeing 787-8 Dreamliner, menambah tekanan pada perusahaan setelah insiden sebelumnya, seperti yang disebutkan CNN.
Dukungan untuk Korban dan Dampak Operasional
Tata Group, pemilik Air India, mengumumkan kompensasi sebesar ₹1 crore (sekitar $116.868) per keluarga korban, menanggung biaya medis untuk yang selamat, dan mendukung pembangunan kembali asrama yang hancur. Bandara Gatwick di London membuka pusat penerimaan untuk kerabat, seperti yang diumumkan di X, dan berkoordinasi dengan Air India. Operasi di Bandara Ahmedabad sempat dihentikan sementara tetapi kemudian dilanjutkan dengan penerbangan terbatas, menurut Reuters.
Keluarga korban diminta memberikan sampel DNA untuk membantu proses identifikasi jenazah, yang menjadi langkah penting dalam menghadapi tragedi ini. Insiden ini juga memicu diskusi tentang keselamatan penerbangan, dengan ahli penerbangan menyebut lepas landas dan pendaratan sebagai fase paling berisiko.